Minggu, 14 November 2010

Diskusi Terbuka Mulai Membuka Tabir

Forum Diskusi Terbuka yang di adakan seniman 30 Oktober 2010 di Kantin AAC Dayan Dawood merupakan pertemuan kali ke tiga selama dua bulan ini, diskusi yang mengambilstar pada bulan September lalu membicarakan banyak hal tentang seniman dan berbagai pengalaman yang dialami seniman dan budayawan Aceh saat ini terutama paska henkangnya para donator ke Negara masing-masing.

Pada pertemuan diskusi terbuka kali ke tiga ini, peserta forum dihadiri berbagai element, baik dari kalangan seniman, akademik, politikus, wartawan hingga mahasiswa, serta kalangan entertainment. Debra Yatim yang di tunjuk sebagai moderator, mengarahkan forum diskusi yang membahas persoalan marketing seni, syariat islam yang di hubungkan dengan kondisi berkesenian, praktek KKN dalam dunia seni hingga kepada persoalan kemandirian masyarakat seni di Aceh.

Ampon Man (Kamaruzzaman) mengatakan, “seniman tidak akan dapat menyelesaikan berbagai persoalan kesenian jika persoalan diri mereka tidak pernah tuntas, hal ini mestinya adanya niat baik dari semua seniman untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi akhir-akhir ini seperti persoalan keorganisasian dalam satu meja pembahasan atau perundingan. “saya kira persoalan pokok seniman kita hari ini kurang berani mengambil sikap sehingga banyak hal dibiarkan larut begitu saja tanpa ada penyelesaian yang pasti, hasilnya seniman sendiri yang mengalami kerugian.

Saya kira persoalan keorganisasian hanyalah persoalan yang tidak begitu rumit, karena persoalan ini bukanlah sebesar problem pada saat kita sedang di landa konflik, tetapi problem kesenian ini merupakan perang juga dan tidak bias dikatankan tidak namun perangnya bukanlah perang fisik, tetapi perang mental yang psikologi sifatnya.

Apa salahnya semua seniman duduk bersama , memecahkan berbagai persoalan yang terjadi saat ini, saya berharap adik-adik kita yang saat ini eksis dalam berkesenian hendaknya rukun dalam membangun Aceh yang lebih bermartabat, sebab orang kesenian atau orang yang berbudaya selalu memiliki dasar norma dan prilaku yang baik kepada siapapun.” Demikian Ampon Man

Dalam kesempatan diskusi ini juga beberapa konstituen menyarankan agar semua hasil diskusi diterbitkan secara rutin dan di berikan kepada semua peserta diskusi atau kepada setiap pemangku kebijakan, agar semua pembicaraan tentang seni dan budaya dapat difahami secara bersama-sama.

Rahmad Sanjaya