Puisi: Rahmad Sanjaya
pagi yang dirubah malam membawa bulan semakin kasmaran
akan nyanyian angin yang menyajikan kegelisahan anak manusia
tentang cinta yang jauh,
berabat sudah dunia memutar waktu
namun tak juga usai derai air mata karena kerinduan cinta,
nestapa dan berkhayal jika berjumpa
menjadi santapan setiap kali dalam kesendirian
aku juga begitu,
hanyut dalam penantian yang tak kunjung nyata,
meski mimpi sudah tak lagi punya berwarna
Banda Aceh Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar