Selasa, 03 Maret 2009

Kosma In The Actions Plan

Seniman Sawoe Gampoeng

KOSMA Sosialisasi Untuk Para Penyandang Cacat

Hiburan yang di lakukan kepada masyarakat pedesaan terus saja di lakukan oleh para seniman Aceh, tidak pernah putus hingga saat ini. Para seniman Aceh menilai, masyarakat Aceh yang berdomisili di pedesaan sangat memerlukan informasi dan hal-hal yang bersifat hiburan yang dapat memberikan efek positif terhadap pemikiran sederhana orang desa.

Setelah empat tahun paska tsunami, program Sawoe Gampoeng yang dilakukan seniman Aceh tidak terdengar lagi kabar beritanya, alasan mereka tidak ada lagi donator yang mau membiayai program tersebut, namun Kosma (Komunitas Seniman Muda Aceh), masih melakukan program Sawoe Gampong ini. Kali ini Kosma mengangkat isu Sosialisasi untuk Penyandang Cacat dengan daerah cakupan berada di wilayah Aceh Besar seperti Lamnga, I' su'eum, Ladong, Jrong Penjera, Lamtengo, Lambaro, Lamkawe, Punie, Kuta karang, Pante Raja, Dilip Bukti, Buklok, Lheu, Sepat Baro, Seulimum, Lamteba.

Iwan Setiawan selaku Komandan Kosma yang sekaligus Koordinator program mengatakan pada Sipil, sosialisasi ini sebenarnya lanjutan program tahun kemarin, kali ini kita bersosialisasi di 16 desa. Sosialisasi ini sudah kita lakukan sejak 11 januari 2009 lalu dan akan berakhir pada 7 Maret 2009.” ujarnya

Iwan menambahkan, ketertarikan mereka atas program ini karena rasa kemanusian. Mahluk sosial itu perlu berinteraksi dengan semua orang, tanpa kecuali, maka dari itu Kosma membuat program ini. Iwan juga mengatakan seberapa besarkah kepedulian kita terhadap saudara-saudara kita yang cacat, baik cacat sejak lahir, cacat karena konplik atau cacat karena tsunami. Pada umumnya mereka yang mengalami cacat itu akan minder baik secara pribadi maupun secara keluarga. Maka dari itu Kosma yang bekerja sama dengan Handicap dan PIDA ingin menuntun mereka pada wilayah yang lebih positif dan meyakinkan mereka bahwa penyandang cacat juga mampu berbuat lebih dari orang-orang yang normal.

Dalam bersosialisai, Kosma menggunakan media seni teater untuk mengantarkan berbagai pengertian kepada masyarakat pedesaan, Kosma membuat mini drama yang berisikan pesan-pesan yang langsung menggugah kehidupan masyarakat Gampoeng. Dengan berbalut hiburan rakyat itulah Kosma mendapat acungan jempol dari aparat desa dan tidak jarang setelah sosialisasi mereka usai ibu-ibu, aparat desa dan anak-anak sesugukan sedih melepas kepergian mereka.

” Yang paling berkesan bagi saya, ketika kami akan meninggalkan desa Lamnga, para ibu-ibunya memberikan kami lontong sayur, kata ibu-ibu itu kami tidak bisa membayar apapun atas kehadiran kami di desanya, hanya lontong sayur inilah yang kami punya semoga adik-adik jangan bosan datang ke desa kami ini. Saya langsung terenyuh dan tidak dapat berkata apa-apa lagi, bagi saya inilah penghargaan yang paling tinggi selama ini bagi kami, karena ibu-ibu itu memberi atas dasar keiklasan dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kehadiran kami di desa mereka.” urai Iwan.

Daya pikir dan nalar Seniman Muda Aceh yang tergabung dalam Kosma ini juga sangat brilian, mereka sanggup merangkul masyarakat gampoeng hampir ke seluruh pelosok, untuk menyaksikan sosialisasi mereka baik di balai desa maupun di lapangan desa. Terbukti setiap kali mereka hadir di desa penontonnya cukup lumayan banyak dan antusias. Seniman muda ini juga melakukan sosialisasi melalui porster dan spanduk agar masyarakat desa tahu mereka akan datang,

Fuad mengatakan sebelum Kosma tampil di tiap desa, tim promosi Kosma menjumpai kepala desa, setelah mendapat izin tim promosi menepelkan poster dan membuat pengumuman secara manual kepada setiap penduduk desa, dan ini dilakukan sebelum jadwal sosialisasi dilakukan.

”Selama kami melakukan sosialisasi sebelum pertunjukan, kami tidak mengalami kendala apapun, yang ada hanya antusias aparat desa yang kami lihat. Hampir semua desa yang kami datangi memberikan respon positif atas kegiatan ini.” ujar Fuad

Dari hasil Sawoe Gampoeng Kosma di beberapa desa di Aceh besar sudah nampak terlihat kemandirian beberapa penyandang cacat yang dulunya takut berinteraksi dalam masyarakat gampoeng sudah mulai berbaur dan mengerjakan banyak hal di desanya, beberapa orang yang di jumpai Kosma mengatakan akan merubah pola hidup mereka dari ketergantungan dengan keluarga menjadi kreatif dan mandiri, seperti laiknya masyarakat yang berdomisili di gampoeng mereka.

Rahmad Sanjaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar